Menghasilkan keuntungan adalah tujuan dari semua investor saham. Tapi banyak investor yang asal berinvestasi dan akhirnya malah rugi cukup besar. Berikut ini adalah 12 tips untuk meningkatkan profitmu dalam berinvestasi saham.
1. Memiliki rencana investasi
Pertama-tama kamu harus memiliki rencana investasi, sehingga tahu apa saja saham yang perlu dibeli atau dijual, berapa banyak, dan kapan. Ibaratnya kalau mau belanja di supermarket, sudah punya daftar belanjaan. Dengan begitu kamu terhindar dari "impulse buying" atau "impulse selling" yang tidak perlu. Biasanya impulse buying terjadi karena tergerak membeli saham yang sedang digoreng. Sedangkan impulse selling terjadi saat melihat harga saham turun padahal belum saat untuk menjual.
2. Pilih salah satu strategi investasi dan konsisten menggunakannya
Ada beberapa strategi utama investasi saham yang bisa dipilih, yaitu:
- Value Investing (mencari saham bagus yang harganya murah)
- Growth Investing (mencari saham yang bertumbuh)
- Dividend Investing (mencari saham yang rajin membagi dividen)
Apapun strategi yang kamu pilih, yang paling penting adalah konsisten menggunakannya. Yang sering terjadi adalah banyak investor gonta-ganti strategi investasi. Saat melihat harga turun, kecewa, ganti strategi. Harga turun lagi, kecewa, ganti strategi lagi. Hal ini mengakibatkan kinerja investasi tidak optimal. Ujungnya profitnya bantat.
3. Hanya membeli saham perusahaan berfundamental baik
Kerjakan tugasmu sebagai investor. Lakukan analisis perusahaan sebelum membeli sahamnya. Bukan terbalik, membeli sahamnya dulu, baru bingung mencari informasi tentang perusahaannya. Jika melakukan pekerjaan rumah sebagai investor ini, besar kemungkinan kamu akan bisa mencari perusahaan terbaik untuk berinvestasi. Saham berfundamental baik biasanya lebih memiliki potensi naik. Karena umumnya harga saham mengikuti kinerja perusahaannya dalam jangka panjang.
4. Manfaatkan fluktuasi harga saham untuk membeli saham di harga diskon
Kuncinya adalah tidak perlu takut pada fluktuasi harga saham, justru fluktuasi harga adalah kesempatan bagi investor untuk membeli saham berfundamental baik di harga diskon. Selama kondisi fundamental perusahaan masih mendukung, kenapa takut beli sahamnya.
5. Jual saham yang kondisi fundamentalnya memburuk
Review saham yang dimiliki secara berkala. Jika perusahaan masih memiliki kinerja baik, pertahankan sahamnya. Jika sebaliknya, jual dan ganti dengan saham lain. Dengan cara ini, kamu akan memiliki sekumpulan saham dari perusahaan yang bonafid. Dengan demikian potensi meningkatkan profit menjadi lebih besar. Yang menjadi masalah adalah banyak investor tidak mau menjual saham yang kondisi fundamentalnya memburuk, karena biasanya menjual rugi. Justru kalau tetap disimpan, saham berfundamental busuk itu akan menjadi kanker bagi keseluruhan portofoliomu.
6. Perhatikan biaya transaksi
Walaupun terlihat kecil tapi biaya transaksi jual beli saham bila terakumulasi ya jadi lumayan besarnya. Sebaiknya mencari sekuritas yang menawarkan biaya transaksi bersaing. Salah satunya bisa dicoba di sini. Selain juga untuk investor yang modalnya masih belum terlalu besar perlu juga memperhatikan bea meterai. Untuk transaksi saham senilai Rp 10 juta lebih di hari tersebut dikenakan bea meterai Rp 10.000. Semakin sedikit bertransaksi biasanya semakin bagus untuk portofolio.
7. Hindari saham gorengan dan waran
Saham gorengan dan waran memang menarik hati karena bisa memberikan profit yang tinggi. Tapi ingat, risikonya juga sangat tinggi. Kamu bisa kehilangan seluruh uangmu, bila nyangkut. Membeli saham biasa, yang berfundamental baik memang profitnya bergerak seperti siput, tapi tidak masalah. Daripada bermain api dengan saham gorengan atau waran, ujung-ujung cuma spekulasi. Bukannya dapat profit, malah hangus.
8. Jangan panikan
Panik hanya akan menjadikanmu membuat keputusan yang salah dalam berinvestasi. Daripada panik melihat naik turunnya harga saham, perhatikan faktor fundamental perusahaan. Jika masih bagus, santai saja. Panik hanya akan membuatmu menjual saham terlalu awal. Emosi bisa merugikan investasi saham.
9. Fokus pada jangka panjang
Walaupun kita bisa mendapatkan profit dalam jangka pendek, tapi sebaiknya fokus pada jangka panjang saat berinvestasi saham. Semakin panjang time horizon, biasanya probabilitas untuk menghasilkan profit semakin besar.
10. Hati-hati pada saran atau ajakan beli saham
Apapun sumbernya, jangan pernah menerima mentah-mentah rekomendasi atau saran suatu saham. Baik dari teman, saudara atau influencer saham. Lakukan analisis sendiri sebelum membeli. Kebanyakan influencer saham punya time horizon jangka pendek yang tidak cocok untuk investasi saham. Belum lagi kalau ketemu influencer jenis pom-pom.
11. Berpikir terbuka
Pasar saham bersifat dinamis, selalu berubah. Suatu saham belum tentu terus memberikan kinerja yang terus bagus. Bila berpikiran tertutup, kita akan kehilangan potensi menemukan saham yang bisa memberikan keuntungan. Ambil contoh, dulu Warren Buffett alergi pada saham teknologi. Tapi sekarang, keuntungan terbesarnya justru diberikan oleh saham teknologi yaitu Apple.
12. Sabar
Sukses investasi saham perlu ilmu tingkat tinggi: sabar. Hasil investasi saham akan optimal seiring dengan waktu yang berjalan. Semakin panjang timeframe investasimu, biasanya hasilnya akan semakin besar. Tentunya kita harus sabar dengan timeframe yang makin panjang ini, jika tidak, kita malah menjual saham sebelum waktunya.
Semoga artikel ini bermanfaat
Bila Anda ingin belajar lebih lanjut tentang Growth Investing, Value Investing dan Income Investing, disarankan untuk membaca buku Analisis Fundamental Saham