Tugas seorang investor adalah memilih dan membeli saham untuk membuat portofolio investasi saham. Yang disebut portofolio investasi saham ini adalah sekumpulan saham yang dipilih sesuai strategi investasi yang sudah ditentukan sebelumnya. Diharapkan portofolio saham yang dipilih nantinya dapat memenuhi tujuan investasi, entah itu untuk dana pensiun, membeli rumah, dana pendidikan anak dan sebagainya. Tapi salah pilih saham bisa berakibat fatal dan membuyarkan semua tujuan tersebut. Yang lebih parah lagi kalau membeli saham busuk. Apa itu saham busuk? Apa akibatnya membeli saham busuk? Baca lebih lanjut

Saham Busuk Dalam Portofolio Investasi

Di akhir tahun 2015, saya membaca berita tentang reksadana top yang dikabarkan memiliki beberapa saham yang tergabung dalam grup bisnis tertentu. Grup bisnis tersebut pernah menjadi primadona investor Indonesia, sebelum akhirnya saham-sahamnya rontok karena memiliki kinerja bisnis yang buruk. Menurut berita tersebut, kinerja reksadana tersebut anjlok jauh dibawah patokan IHSG, dan disinyalir memburuknya kinerja reksadana tersebut karena membeli saham dari grup tersebut. Saya di sini tidak membahas reksadana tersebut, karena malas membahas reksadana, dan juga tidak memiliki data lebih lanjut sehingga lebih baik tidak perlu membahasnya.

Tapi memang, salah memilih saham merupakan salah satu penyebab utama jeleknya kinerja investasi. Misalkan Anda memiliki modal 100 juta, dibelikan 5 saham. IHSG dari awal tahun sudah naik 10%. Keempat saham yang Anda beli juga naik setara IHSG, yaitu 10%. Tapi saham kelima merupakan saham busuk yang kinerjanya ampun-ampun. Malah turun sampai -50%. Jadi total kinerja portofolio Anda adalah:

Saham Profit
A 10%
B 10%
C 10%
D 10%
E -50%
Rata-rata 2%

Benar kan, hanya karena satu biang kerok saham busuk, kinerja seluruh portofolio jadi semakin rusak. Jadi saham busuk walaupun cuma sedikit jumlahnya tetap bisa merugikan keseluruhan portofolio Anda.

 

APA ITU SAHAM BUSUK?
Sebenarnya saham busuk itu hanya istilah saya saja. Saham busuk bagi saya adalah saham yang tidak layak untuk dijadikan investasi. Biasanya adalah saham dengan fundamental ancur. Ciri-cirinya:

1. Lebih sering rugi daripada untung
2. Utangnya segunung
3. Arus kas negatif, tidak bisa membiayai operasional perusahaan
4. Terlibat masalah hukum / punya reputasi buruk

Biasanya saham busuk seperti ini juga termasuk saham gorengan, harganya bisa sangat fluktuatif sehingga menarik hati investor yang ingin cepat kaya dari saham. Tapi celakanya, saham seperti ini dalam jangka panjang cenderung turun terus hingga bisa saja menyentuh harga terendah, yaitu Rp 50. Atau yang paling parah delisting atau dicoret dari bursa saham.

 

ANALOGI KERANJANG BUAH
Berinvestasi saham itu ibaratnya seperti membeli sekeranjang buah. Keranjang itu adalah portofolio, yang harus Anda isi dengan buah pilihan. Maksudnya adalah buah yang bermutu, yaitu perusahaan yang berfundamental baik. Kenapa? Karena pada saatnya nanti Anda mungkin akan perlu menjual seluruh buah dalam keranjang tersebut. Bagaimana Anda bisa menjual kalau buahnya busuk. Mana ada yang mau beli. Kalaupun ada yang mau beli, maunya di harga sangat murah.

Jadi sebisa mungkin, pilih saham Anda sebaik-baiknya. Gunakan Analisis Fundamental untuk membantu mencari saham yang berfundamental baik. Cari saham yang bermutu tinggi, bukan yang busuk

Semoga artikel ini bermanfaat

>> Jangan Lewatkan

Rekomendasi sinyal forex

Mau cuan dari saham? Bergabunglah menjadi member rekomendasi sinyal forex JurusCUAN
Sudah terbukti banyak member yang ikut profit
Info selengkapnya di sini