Pernahkah Anda mengalami hal seperti ini? Sudah berusaha keras melakukan yang terbaik, yang didapat cuma komentar negatif. Ada saja yang dinilai kurang. Saya yakin bukan cuma pernah, tapi sering.
Suatu hari Albert Einstein menulis di papan tulis seperti ini:
9 x 1 = 9 9 x 2 = 18 9 x 3 = 27 9 x 4 = 36 9 x 5 = 45 9 x 6 = 54 9 x 7 = 63 9 x 8 = 72 9 x 9 = 81 9x10 = 91
|
Orang-orang mengejek dan mengolok-oloknya karena ia melakukan kesalahan. Seperti kita tahu jawaban yang benar untuk 9 x 10 adalah 90.
Albert Einstein menunggu semua orang diam dan berkata, "Meskipun saya menjawab 9 pertanyaan pertama dengan benar, tidak ada yang memberi selamat kepada saya. Sebaliknya, ketika saya salah, semua orang mulai tertawa. Artinya, meski sangat berhasil, masyarakat hanya akan melihat kesalahan kecil dan mengolok-oloknya. Jangan biarkan kritik sederhana menghancurkan impianmu".
***
Manusia secara psikologis memang cenderung untuk lebih mudah mengkritik daripada memuji. Di dalam buku Thinking Fast and Slow, Daniel Kahneman menyebut ada dua jenis proses berpikir. Yang pertama disebut Sistem 1, yaitu proses berpikir yang lebih cepat dan lebih emosional. Yang kedua disebut Sistem 2, yaitu proses berpikir yang lambat dan lebih rasional. Nah, memuji adalah proses rasional, sedangkan mengkritik adalah proses emosional. Di dalam salah satu penelitian, pada orang yang mengkritik, amygdala di otak sangat aktif. Amygdala adalah bagian otak yang terkait dengan emosi. Sedangkan saat memuji, amygdala cenderung tidak aktif. Dengan kata lain, untuk memuji seseorang perlu berpikir logis terlebih dahulu. Untuk mengkritik biasanya asal nyolot kan. Maka dari itu mulut orang memang lebih enteng untuk mengkritik, berkomentar pedas daripada memuji.
Masalahnya manusia cenderung merespon komentar negatif dengan lebih kuat. Hal ini terkait dengan negative bias (atau sering disebut negativity bias). Pada dasarnya negative bias adalah kecenderungan manusia untuk lebih memperhatikan sesuatu hal yang negatif daripada yang positif.
Karena negative bias, efek dari komentar pedas dirasakan jauh lebih kuat dari pujian. Orang bisa mengingat komentar negatif sampai lama. Kalau tidak kuat, bisa stres, sampai depresi. Seseorang bisa dipuji 100 kali, dan diejek 1 kali, tapi yang terekam kuat di otak bukanlah 100 pujian, tapi 1 ejekan tersebut.
Selama berhubungan dengan orang lain, kemungkinan kita akan lebih banyak menerima kritik atau komentar pedas dari pada pujian. Maklumi saja, lha wong cara berpikir manusia naturalnya begitu.
Usahakan untuk lebih lapang menerima komentar negatif. Walaupun kita sudah melakukan yang terbaik, kemungkinan ada saja yang dikomentari negatif. Diterima sebagai bahan introspeksi diri saja. Tidak lebih, tidak kurang. Tidak perlu dipikirkan terlalu jauh, apalagi sampai bawa perasaan. Ingat, hanya mereka yang tidak melakukan apa-apa yang tidak melakukan kesalahan. Yang penting, tidak perlu patah semangat, perbaiki dan terus berusaha lakukan yang terbaik dalam pekerjaan dan dalam hidup.
Semoga menginspirasi