Volatilitas adalah lebarnya rentang fluktuasi harga suatu saham, forex, emas atau komoditas lain. Setiap saat harga selalu berubah oleh perubahan persediaan dan permintaan (supply and demand). Kadang volatilitas sangat sempit, tapi kadang bisa sangat lebar. Trader yang bisa memanfaatkan volatilitas harga bisa mendapatkan keuntungan. Tetapi jika tidak berhati-hati, volatilitas harga bisa membuat bangkrut seorang trader. Bagaimana trader menyikapi volatilitas ini? Baca artikel ini untuk mengetahui jawabannya.

Pada tanggal 15 Januari 2015, dunia finansial dikejutkan oleh guncangan mata uang Swiss Franc (CHF). Swiss National Bank (SNB) secara tiba-tiba mengumumkan menghapus batasan mata uang mereka. Awalnya batasan tersebut dilakukan untuk mencegah Swiss Franc terhadap euro. Batasan tersebut diterapkan pada tahun 2011, menjaga Swiss Franc agar tidak kurang dari 1,2 per Euro. Atau dengan kata lain Euro tidak diijinkan melemah di bawah 1,2 terhadap Swiss Franc. Penerapan kebijakan itu dilakukan agar Swiss tidak kebanjiran dana inflow dari Eropa. Seperti kita tahu, Swiss menjadi safe haven dunia keuangan, terkenal dengan banknya yang mendunia dan stabil.

Dengan banjirnya dana dari Eopa, mata uang Swiss Franc terus menguat. Swiss tentu tidak suka dengan kondisi mata uang seperti itu. Alasan yang paling jelas adalah bahwa itu berita buruk bagi eksportir dalam negeri, menjadikan barang produksinya menjadi kurang kompetitif di luar negeri. Swiss dikenal untuk ekspor bernilai tinggi, seperti jam tangan dan obat-obatan.

Apa yang terjadi saat batasan itu dihapuskan? Hanya dalam hitungan beberapa jam, nilai CHF meroket terhadap Euro dan Dollar. Swiss Franc tercatat naik sampai 41% terhadap Euro. Kenaikan terbesar sepanjang sejarah. Sebaliknya nilai Euro terhadap Swiss Franc (EURCHF) anjlok, seperti terlihat pada grafik di bawah ini. Anjloknya bagaikan batu jatuh. Nggak ada ancang-ancangnya.

Volatilitas Harga Tinggi


Akibatnya banyak trader yang mengalami kerugian, terutama yang memegang posisi Long. FXCM Inc, salah satu broker forex terkemuka, mengatakan kliennya berutang $225 juta setelah keputusan Swiss National Bank tersebut. Global Broker NZ Ltd mengatakan kerugian dari lonjakan franc memaksa untuk tutup. IG Group Holdings Plc memperkirakan kerugian 30 juta poundsterling Inggris ($ 45,5 juta) dan Swissquote Group Holdings SA mengalami kerugian 25 juta franc ($ 28,4 juta).

Pada saat kondisi normal, volatilitas bisa menjadi alat bagi trader untuk mencari keuntungan. Tetapi pada kondisi tertentu, volatilitas bisa terlampau tinggi dan menghancurkan account trader yang salah posisi. Boleh dibilang volatilitas harga bagai pedang bermata dua saat trading.

Trader harus waspada terhadap kondisi seperti ini, terutama trader forex atau emas yang pergerakan harganya tidak ada batasnya. Kemungkinan suatu saat, kita akan kembali menghadapi kondisi volatilitas yang tinggi, namun dengan penyebab yang berbeda. Untuk itu kita harus bersiap diri. Apa yang harus kita lakukan untuk membentengi diri terhadap volatilitas tinggi yang sewaktu-waktu datang:

  1. Trading sesuai kemampuan. Terlalu banyak membuka posisi bisa menyebabkan account cepat bangkrut bisa ada volatilitas tinggi yang datang. Terlalu banyak memakai margin harus dihindari
  2. Selalu memasang Stop Loss. Lupa memasang stop loss, kemudian datang volatilitas tinggi, akibatnya bukan untung yang didapat tapi margin call. Stop loss bisa mencegah kita rugi terlalu besar.

Semoga artikel ini bermanfaat

>> Jangan Lewatkan

JurusCUAN Community

Segera bergabung bersama ribuan trader lain ke JurusCUAN Community
Saling belajar dan diskusi bersama tentang trading saham, forex, dan lainnya