Banyak trader pemula yang akhirnya tidak berhasil mencapai sukses dalam trading. Alasannya sepele, trader yang gagal umumnya tidak memahami esensi profesi trading yang sebenarnya. Mereka beranggapan bahwa pekerjaan sebagai trader intinya adalah analisis. Bahkan mereka beranggapan bahwa untuk menjadi trader yang berhasil harus menjadi analis yang hebat. Maka dari itu mereka memuja para "analis" atau "pakar". Di mata mereka, para "analis" atau "pakar" tersebut juga adalah trader yang hebat. Padahal sebenarnya profesi trader dan analis itu dua hal yang jauh berbeda. Apa saja perbedaannya? Mengapa Anda harus menjadi trader dan bukannya analis? Baca di sini

Jadilah Trader, Bukan Analis

Ada perbedaan besar antara menjadi seorang trader dan menjadi seorang analis.

Analis yang disebut sukses adalah mereka yang analisisnya tentang pasar banyak yang benar. Semakin banyak benarnya, analis tersebut semakin terkenal dan dibayar mahal. Sedangkan trader tidak demikian. Trader yang sukses bukanlah yang analisisnya tentang pasar banyak yang benar. Tapi trader yang sukses adalah yang bisa mengelola risiko, terlepas pada apapun hasil analisisnya.

Trader yang analisisnya sering benar, tapi tidak mampu mengelola risiko pada akhirnya juga tidak akan membukukan keuntungan. Jadi analisis hanyalah sebagian kecil dari tugas seorang trader. Kebanyakan trader berhenti pada aspek analisis. Padahal tugas trader masih ada yang lain, seperti mengelola uang, mengelola risiko, dan mengelola emosi. Analis umumnya tidak sampai pada hal seperti ini, karena analis tidak mempertaruhkan uang mereka (tidak trading).

Trader yang berpikir dan bertindak seperti analis justru akan mengalami kegagalan. Seorang analis akan dinilai negatif bila prediksinya salah.Tapi walaupun prediksinya salah, seorang analis secara finansial tidak rugi sepeserpun. Lha wong tidak trading. Sedangkan bila analisisnya salah, seorang trading akan merasakan dampak secara finansial. Mestinya seorang trader akan menutup posisi tradingnya dan bergerak ke kesempatan berikutnya. Analisis yang salah adalah hal biasa bagi seorang trader. Tapi seorang trader yang berpikir sebagai analis akan berusaha mempertahankan pendapatnya. Ia memiliki kebanggaan tersendiri kalau analisisnya benar. Kalau benar, ia berkicau di sosial media, katanya "Apa gue bilang." Saat dipuji orang, hidungnya makin kembang kempis. Saat salah, ia menggunakan sejuta alasan untuk membenarkan analisisnya. Akibatnya apa? Ia tidak kunjung menutup posisi trading yang salah. Berharap nanti analisisnya menjadi benar. Tidak mau cut loss. Ujung-ujungnya kerugian membesar dan uang semakin habis.

Trading bukan untuk Anda, jika Anda memiliki kebanggaan pada prediksi atau analisis yang dibuat. Trading bukan cuma sebatas analisis. Kecuali Anda memang mau menjadi analis, itu soal lain. Tapi jika Anda benar-benar mau menjadi trader, gunakan mindset trader bukan analis.

Semoga menginspirasi

>> Jangan Lewatkan

Member Rekomendasi saham JurusCUAN cuan besar dari saham ABMM

Mau ikutan cuan dari saham?
Segera bergabung bersama member lain di Rekomendasi Saham JurusCUAN