Mungkin Anda sudah pernah mendengar tentang ungkapan di pasar saham ini: Sell In May And Go Away. Apakah yang dimaksud dengan ungkapan ini? Apakah kita harus menjual saham di bulan Mei? Apakah Sell In May Anda Go Away hanyalah mitos belaka atau fakta di bursa saham? Artikel ini akan menjawab semua pertanyaan tersebut, lengkap dengan data statistiknya.

Sell in May and Go Away - Mitos atau Fakta

Apa itu Sell In May And Go Away ?

Sell In May And Go Away adalah ungkapan di dunia trading saham yang cukup populer. Pada prinsipnya Sell In May And Go Away adalah strategi untuk menjual saham di bulan Mei dan akan kembali membeli saham di bulan November. Tujuannya adalah menghindari periode Mei-Oktober dimana periode tersebut biasanya memiliki tingkat kenaikan harga lebih rendah dibanding bulan lainnya.

“Sell in May and Go Away” berasal dari Inggris atau, lebih tepatnya, di distrik keuangan London. Ungkapan aslinya adalah "Sell in May and go away, come back on St. Leger's Day" atau "Jual di bulan Mei dan pergi, kembalilah pada Hari St. Leger", dengan kalimat terakhir mengacu pada pacuan kuda

Didirikan pada tahun 1776, St. Leger adalah salah satu pacuan kuda paling terkenal di Inggris, menjadi babak terakhir dari British Triple Crown dan dijalankan di Arena Balap Doncaster di South Yorkshire pada bulan September setiap tahun. Dalam konteks aslinya, pepatah "Sell in May and go away" merekomendasikan agar investor Inggris, bangsawan, dan bankir harus menjual saham mereka pada bulan Mei, bersantai dan menikmati bulan-bulan musim panas sambil menghindari panasnya London, dan kembali ke pasar saham pada musim gugur setelah Taruhan St Leger.

 

Apakah Sell In May And Go Away benar terjadi?

Bila dilihat dari data statistik, secara umum boleh dikatakan benar terjadi. Bisa dilihat dari data historis saham pada periode enam bulan yang dimulai pada bulan Mei dan berakhir pada bulan Oktober, dibandingkan dengan periode enam bulan dari November hingga April. Menurut Stock Trader Almanac, sejak tahun 1950, Dow Jones Industrial Average mengalami kenaikan rata-rata hanya 0,3% selama periode Mei-Oktober, jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan tingkat kenaikan rata-rata 7,5% selama periode November-April.

Penelitian lain yang dilakukan Fuerst, bersama profesor Sandro Andrade dan Vidhi Chhaochharia (University of Miami) juga memberikan hasil yang sama. Penelitian ini dilaporkan dalam sebuah makalah pada tahun 2012, menunjukkan bahwa ada tingkat kenaikan saham rata-rata lebih besar 10% pada November-April dibandingkan pada Mei-Oktober.

Yang menarik, penelitian Fuerst tidak cuma mencakup pasar Amerika, tapi juga pada 37 negara. Pada periode 14 tahun, mereka menemukan bahwa Sell In May And Go Away juga berlaku di negara-negara tersebut.

 

Apa penyebab Sell In May And Go Away ?

Dulu banyak orang menyatakan kalau Sell In May And Go Away terjadi karena investor pergi untuk liburan musim panas, kemudian baru membeli lagi di musim dingin. Tapi dari penelitian Fuerst, secara logis hal ini tidak bisa dibuktikan. Sell In May And Go Away misalnya juga terjadi negara lain yang musim panasnya tidak dimulai di bulan Mei.

 

Apakah Sell In May And Go Away juga terjadi di pasar saham Indonesia ?

Mari kita lihat tingkat kenaikan HSG di bulan Mei-Oktober, dibandingkan dengan bulan November-April.

Sell In May And Go Away di IHSG mulai tahun 1995 sampai 2021

Secara umum dari data statistik dapat dikatakan bahwa ungkapan Sell In May And Go Away benar-benar terjadi di IHSG. Dalam kurun waktu 1990-2022 (32 tahun), tingkat kenaikan rata-rata IHSG di bulan Mei - Oktober hanya 0,99%, sedangkan di bulan November - April mencapai 11,18%. Perbedaan yang sangat signifikan.

 

Perlukah ikut menjual di bulan Mei?

Walaupun secara statistik Sell In May And Go Away benar-benar terjadi di pasar saham Indonesia, tetapi tidaklah menjamin setiap tahun akan terjadi. Tidak pula menjamin di tahun-tahun mendatang akan terjadi hal yang sama. Kalau kita perhatikan, di bulan Mei-Oktober juga bisa terjadi kenaikan signifikan pada IHSG. Karena itu langkah terbaik adalah tidak membabi-buta menggunakan strategi Sell In May And Go Away.

Perlu diingat bahwa periode Mei - Oktober bukan berarti imbal hasilnya cenderung negatif, tetapi lebih menunjukkan imbal hasil yang cenderung lebih rendah. Kalau dilihat secara rata-rata periode Mei - Oktober tetap positif kan?

Disarankan lebih waspada di bulan Mei-Otober, menjaga tingkat risiko dan sambil tetap melakukan analisis sebaik-baiknya, barangkali Sell In May And Go Away tidak terjadi.

Penerapan strategi berdasar Strategi Sell In May And Go Away yang lebih spesifik bisa dibaca di sini

Semoga artikel ini bermanfaat

>> Jangan Lewatkan

Member Rekomendasi saham JurusCUAN berhasil profit dari saham WOMF

Ikut profit bersama Rekomendasi Saham JurusCUAN
Sudah terbukti memberikan profit bagi member-membernya